Rabu, 29 Februari 2012

K E M A T I A N **
Taklukan-lah
kematian sebelum
kematian itu
menaklukan kita
Ingatlah bahwa
semua yang hidup
dan bernafas akan
menghadapi mati,
apabila sampai
waktu yang telah di-
janji-kan maka tidak
boleh lagi
ditangguhkan
walaupun sesaat.
Seperti firman Allah
didalam al-Quran
Surah Al-ankabut :
ayat 57
Artinya :
Tiap-tiap yang
berjiwa (bernyawa )
itu akan merasai
mati. Kemudian
hanyalah kepada
Kami kamu kembali.
Oleh karena itu,
Wahai saudara-kuÖ.
Hendaklah ingat
dirimu itu akan
kembali menemui
Tuhan-mu, untuk
menepati sumpah-
janji dahulu, suatu
ketika, disuatu hari,
Sakratul Maut akan
menghampiri,
niscaya kita
menemui mati.
Adapun yang
dimaksud dengan
mati adalah
kembalinya Diri
Rahasia kita kepada
Allah TaÉala
dan
tamatnya per-
khidmat-an kita
menjaga,
menanggung, Diri
Rahasia Allah Taala
dan kita kembalikan
kepada Diri Empunya
Diri dan kita akan
terus hidupÖ..
Perlu diingatkan
bahwa kematian
tidak pernah
mengenal tua atau
muda, miskin atau
kaya, orang baik atau
orang jahat, bodoh
atau pintar, bila saja
telah sampai
waktunya maka
manusia itu tetap
akan menghadapi
maut.
Seperti firman Allah
s.w.t. didalam Al
Quran.
Surat Yunus ayat 49
Artinya :
Apabila telah
datang ajal, maka
mereka tidak dapat
menangguhkan
walaupun sesaat
dan tidak pula men-
dahului-nya.
Banyak orang
berkata, bahwa kita
tidak bisa
mengetahui
seseorang itu akan
menghadapi ke-mati-
an, tetapi sebenarnya
jika kita mempelajari
dengan sungguh-
sungguh dan mampu
mencapai martabat
ini, karena berhasil
menyucikan diri kita
dengan Allah s.w.t.
dan telah sampai
juga kepada
martabat makrifat
dengan Allah TaÉala
niscaya kita akan
diberitahu akan
waktu kematian kita.
Bagi orang-orang
hakiki dan makrifat
dengan Allah TaÉala,
seperti para
Ariffinbillah dan
Wali-wali Allah s.w.t.
mereka diberitahu
dialam Ilmu Gaib
melalui LADUNI
,
tentang berita
kematian mereka
atau lebih dikenali
oleh kalangan Tasauf
sebagai
Perintah
Kembali.
Biasanya perintah
kembali ini akan
diperoleh oleh
mereka setahun
sebelum saat
kematiannya. Pada
umumnya mereka
menerima
NOTIS
KEMATIAN itu
melalui LADUNI
sebanyak 5 kali
didalam masa
hidupnya, yaitu :
1. Setahun sebelum
mati.
2. 6 bulan sebelum
mati.
3. 100 hari sebelum
mati.
4. 40 hari sebelum
mati.
5. 7 hari sebelum mati
dan seterusnya
Tergantung kepada
martabat orang tsb.
CIRI-CIRI KEMATIAN :
1. Jika bergerak
seluruh tubuh dan
merasai suatu
nikmat yang amat
sangat, itulah tanda
1 tahun kita akan
mati.
2. Jika bergerak
pusat ini artinya 40
hari lagi kita akan
mati.
3. Jika bergerak
jantung ini
bermakna 20 hari
kita akan mati.
4. Jika bergerak
(ber-getar) dari
pusat meng-hela
arah naik hingga ke
ubun-ubun kita dan
mengarah balik
(turun balik) dan
berhenti di buku
leher sampai tengah
kulkun kita beserta
dengan satu nikmat
yang amat sangat
rasanya, ini
bermakna 7 hari
lagi kita akan mati.
5. Jika bergerak
anak lidah ini
bermakna 5 hari
lagi kita akan mati.
6. Jika bergerak
diantara dua kening
kita dengan suatu
nikmat yang amat
sangat rasanya, ini
bermakna 3 hari
lagi kita akan mati.
7. Jika bergerak
dahi kita ini
bermakna 2 hari
lagi kita akan mati.
8. Jika bergerak
ubun-ubun kita
diantara waktu
zohor dan ashar, ini
bemakna 1 hari lagi
kita akan mati.
9. Jika bergetar
pusat terus meng-
hela naik ke ujung
sulbi lalu terus
bergerak kearah
tulang belakang dan
terus naik ke ubun-
ubun kita, maka
dengan kuasa Allah
s.w.t. sampailah
saatnya kita
meninggal dunia
yang fana ini dan
kembalilah ke
akhirat Allah s.w.t.
Surah Al Baqarah
ayat : 156
Artinya :
Daripada Allah s.w.t.
kita datang, maka
kepada Allah s.w.t
kita kembali.
Adapun ketika kita
menghadapi
sakaratul maut maka
kita akan
menghadapi
beberapa rupa yang
amat banyak, mereka
akan datang silih
berganti untuk
mengajak kita
bergabung kedalam
kerajaan (dunia)
mereka dengan
merayu dan
menawarkan
berbagai macam
kenindahan
(kenikmatan) yang
ada dikerajaan
mereka, jika saja
ketika kita di-ajak
dan kita
mengikutinya, maka
saat itu juga putus
nyawa dari tubuh ini
dan kita bisa saja
masuk ke alam
(kerajaan), tumbuh-
tumbuhan, hewan,
alam-alam benda
padat, cair, atau
bahkan ke-alam iblis.
Yang datang bisa
berupa, rupa yang
hitam (iblis), kuning
(yahum), hijau,
merah maka adalah
wajib kita
menolaknya dengan
mengucap Ö.
Dalam keadaan
sakratul maut,
dimana sifat-sifat
Allah dalam diri
manusia di-tarik
kembali dan tersisa
hanya sifat, HAYAT
dan ILMU saja, di-
masa yang semua
amal perbuatan kita
di-putar kembali
untuk kita saksikan,
apakah kita sudah
siap menghadapi ini
sendiran? Atau siapa
yang mau menemani
kita pada saat ini
kalau bukan guru
Mursyid kita?
Ingatlah jika datang
rupa-rupa yang
tidak
berwarna putih
maka wajiblah kita
menolaknya,
kita
hanya menunggu
datang rupa
berwarna putih yaitu
rupa Nabi
Muhammad s.a.w.
baru kita boleh
mengaku untuk
pulang dengan kita
mengucap Ö.
Ingatlah wahai
saudara-ku,
kedatangan rupa-
rupa yang
dibayangkan diatas
hanya sekali saja dan
kedatangan mereka
tidak menentu, cuma
tugas kita adalah
menunggu rupa
putih yaitu rupa
Nabi Muhammad
s.a.w.
Setelah itu datang-
lah sakaratul maut
berdiri di hadapan
wajah kita diantara
kedua kening kita,
bercahaya seperti
bulan purnama
memenuhi tujuh
lapis langit dan tujuh
lapis bumi dan
didalamnya ada rupa
kita sendiri.
Adapun
rupa sakaratul maut
itu adalah berwarna
putih bening bentuk
rupa manusia dan
wajahnya seperti
wajah kita jua
(memang betul-
betul seperti wajah
kita).
Diantara kedua
keningnya bercahaya
seperti bulan
purnama dan
didalam warna
bening itu terdapat
cahaya semacam ke-
kuningan putih dan
kita dapat dengan
jelas melihat wajah
kita didalam-nya.
Adapun bagi orang-
orang makrifat dan
sampai pula
martabatnya serta
orang-orang
arifinbillah dan wali-
wali Allah s.w.t.,
apabila tiba saatnya
menghadapi
Sakaratul Maut. maka
tidak siapa-pun yang
dapat mengambil
nyawanya kecuali
Tuhannya sendiri
dengan
menunjukkan wajah
rupanya, seperti yang
pernah dilihat oleh
Rasulullah s.a.w.
ketika miÉraj dan
Nabi Musa a.s. ketika
munajat di Bukit
Tursina
.
Tidaklah bisa di-
bayangkan hanya
Allah s.w.t. saja yang
Maha Mengetahui.
maka disaat itu di-
buka-kan
penglihatan dengan
makrifat Allah s.w.t.
dengan ilmu yang
amat sempurna.
Maka disaat
menghadapi
Sakaratul Maut itu
hilanglah segala
kesakitan yang
dahsyat berganti
dengan suatu
kenikmatan yang
tiada terkira
, hingga
kita tidak
mengetahui yang
mana kita ini telah
terpisah diantara Roh
dan Jasad.
Adapun rupa
Rasulullah s.a.w.
yang datang kepada
kita ketika
menghadapi
sakaratul maut
adalah amat elok
sekali, tiada
bandingan di alam
dunia ini,
itulah rupa
putih yang ditunggu-
tunggu orang-orang
ariffinbillah disaat
kematiannya.
Alangkah bertuahnya
kita jika dapat
menemui mati
dengan penuh
ketenangan seperti
yang pernah
dihadapi oleh para
Aulia dan para wali-
wali Allah s.w.t.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar